8 Cara Atasi Tantrum Pada Anak Tanpa Kekerasan dan Teriakan

Cara jenius atasi tantrum pada anak
how-to-deal-with-tantrum-via-parenting-com

Dunia anak-anak sangatlah unik dan menarik, banyak tantangan dan pembelajaran. Anda memiliki balita, pasti situasi dimana anak menunjukan tantrum baik dirumah maupaun di tempat umum pernah anda lalui.

Dan anda belajar banyak dari hal tersebut. Kenali dan pelajari lebih jauh tentang tantrum anak.

Kenali tantrum anak dan 8 cara atasi tantrum tanpa kekerasan dan teriakan.

Tantrum pada anak atau dalam istilah psikologi "temper tantrum", diartikan sebagai perilaku marah pada anak-anak.

Tahukah anda?

Bagian logis (alias frontal cortex) otak manusia tidak sepenuhnya berkembang hingga usia 25 tahun. Jadi wajar sekali kalo anak-anak sering mengalami tantrum.

Biasanya tantrum pada anak terjadi pada usia 1-4 tahun. Anak mengekspresikan kemarahan dengan menjerit, menangis, berguling-guling di lantai, bahkan menyakiti diri sendiri.

Tapi tenang bunda, tantrum pada anak itu kondisi yang normal, dan merupakan bagian dari tumbuh kembang anak.

Penyebab tantrum pada anak


Penyebab tantrum pada anak
tantrum-angry-child-via-nerdymama-com

Umumnya tantrum merupakan ekspresi frustasi karena keterbatasan dan ketidakmampuan anak dalam mengkomunikasikan perasaan dan pikirannya.

Merasa tidak dipedulikan dengan kebutuhannya, tidak didengarkan dan dituruti kemauannya, pada puncaknya anak akan mengamuk.


Jika anak dalam kondisi tantrum atau marah, dipenuhi keinginannya dengan alasan agar dia berhenti menangis, maka anak akan melakukan hal itu berulang-ulang. Dan berfikir bahwa dengan cara itu lah keinginannya dapat terpenuhi.

Jenis tantrum pada anak

1. Tantrum Manipulatif

Tantrum manipulatif akan muncul ketika keinginannya tidak terpenuhi. Tantrum ini sebenarnya dibuat-buat oleh anak agar orang lain memenuhi keinginannya. 

Tapi perlu diingat, tantrum manipulatif tidak terjadi pada semua anak, biasanya tantrum ini terjadi karena adanya penolakan.

2. Tantrum Frustasi

Tantrum frustasi biasanya terjadi karena anak kesulitan mengekspresikan dirinya dengan baik. Faktor penyebab tantrum ini bisa karena lapar, ngantuk, atau gagal melakukan sesuatu.

Fase tantrum pada anak

Tantrum, kondisi yang biasa terjadi pada balita, sebenarnya ada beberapa fase tantrum yang bisa anda kenali, apa saja itu?

1. Penolakan

Tantrum biasanya diawali dengan penolakan. Misalnya saja menolak saat diperintah orang tua, atau merasa diacuhkan. Jika anak mengalami fase ini, dia tidak akan mendengarkan perkataan atau perintah anda sama sekali, bahkan dia akan berlari menjauhi anda.

2. Kemarahan

Biasanya orang tua akan mengoreksi perilaku anak setelah anak melakukan penolakan, dan saat inilah anak mulai meluapkan emosinya, dengan cara berteriak, menangis, membuang barang-barang, bahkan berguling-guling di lantai.

3. Tawar-menawar

Fase tantrum yang satu ini sangat unik, sebab anak akan menjadi kreatif untuk menyusun sebuah penawaran. Misalnya saja " kalau aku sudah mandi, apakah aku boleh nonton tv?". Kalau jawaban yang didapatkan tidak sesuai keinginannya, anak akan mencoba dengan penawaran lain.

4. Depresi

Dalam fase depresi ini menjadi sangat menarik, biasanya anak akan melakukan tangisan palsu. Dan sebagai orang tua, akhirnya merasa bersalah, padahal anak hanya sedang berpura-pura. Drama banget kan ..😀

5. Pasrah

Fase kelima ini sebenarnya anak sedang memperlihatkan sifat dendamnya. Dia berhenti menangis dan seolah-olah menyerah. Tapi sebenarnya dia sedang memikirkan cara agar keinginannya terpenuhi.

Percaya atau tidak, tantrum pada anak berperan penting terhadap kesehatan emosianal anak. Dan saat anak mengamuk, adalah kesempatan orang tua untuk belajar lebih tenang dalam menghadapinya.

Manfaat positif tantrum pada anak

1. Lebih baik dikeluarkan


Manfaat air mata untuk ketenangan


Saat kita menangis, mata akan mengeluarkan air, dan air mata mengandung kortisol, hormon stres. Saat kita menangis sebenarnya kita sedang melepaskan stres. Air mata juga dapat menurunkan tekanan darah dan memperbaikk mood.

Sebaiknya kalo anak sedang tantrum, jangan menginterupsinya agar ia bisa memproses perasaanya.

2. Berkata "tidak" adalah hal yang baik

Penyebab awal tantrum biasanya karna orang tua mengatakan "tidak" pada keinginan anak. Berkata tidak merupakan hal yang baik, dimana anak akan mengerti batasan perilaku yang baik atau tidak. Berani berkata tidak juga satu keberanian untuk menghadapi emosi dan reaksi anak.

3. Membuat hubungan lebih dekat

Ketika anak mengamuk dan meminta anda untuk pergi, sebenarnya dia sangat menghargai anda untuk tetap di sampingnya. Tenangkan anak anda dengan beberapa kata tanpa kekerasan. Setelah anak tenang dia akan merasa bahwa anda menerima dia apa adanya, dan itu membuat hubungan anda dan anak lebih dekat.

4. Mengatur emosi

Emosi anak terkadang keluar dalam berbagai cara misalkan tidak mau berbagi, agresif atau menolak perintah sederhana seperti membereskan mainan. Itu tanda anak sedang kesulitan mengatur emosinya. Dengan tantrum anak bisa melepaskan perasaanya sehingga ia mampu memahami dirinya pada akhirnya.

5. Tidur lebih nyenyak

Seperti halnya orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami susah tidur. Membiarkan anak mengalami tantrum sampai ia tenang kembali akan membuat anak lebih tenang dan bisa tidur nyenyak dimalam hari.

Cara mencegah tantrum pada anak

Sebelum anak anda show tantrum, ada baiknya orang tua mengantisipasi dengan cara-cara berikut

1. Cobalah untuk sekonsisten mungkin menerapkan rutinitas harian. Ingatkan anak 5 menit sebelum beralih ke kegiatan lain.

2. Bangun komunikasi dengan anak. Jika anda ingin melakukan sesuatu yanh baru dan melibatkan si kecil, beritahu rencana hari itu dan ikuti rutinitas agar anak tidak kaget dengan perubahan jadwal.

3. Berikan anak mainan atau kesibukan yang membuat anak selalu terhibur ketika anda mekakukan pekerjaan rumah tangga.

4. Pastikan anak anda kenyang dan istirahat cukup ketika anda ingin mengajaknya keluar jalan-jalan agar tidak mudah rewel.

5. Ajak si kecil bermain di taman dan bermain lelucon atau humor untuk meningkatkan moodnya.

6. Berikan apresiasi dan pujian ketika anak mampu melakukan sesuatu dengan benar. Saat anak menunjukan tanda-tanda tantrun, katakan padanya bahwa kemarin dia bisa mengontrol emosi nya dan membuat anda bangga dengannya.

7. Tantrum biasanya akan berhenti pada usia anak 4-5 tahun, tapi kalau terlalu sering sampai menyakiti diri sendiri atau orang lain, anda bisa konsultasi dengan dokter anak untuk mendapat penanganan yang tepat.

Cara mengatasi tantrum pada anak

Mari kita bahas strategi jenius untuk mengatasi tantrum pada anak yang tidak melibatkan tidur dan makan.

1. Tetap tenang

Saat anak menunjukan tantrumnya, anda harus tetap tenang, jangan berteriak atau memaksanya untuk berhenti menunjukan tantrum. Sikap yang tenang akan lebih mudah membuat tantrum anak diatasi. 

2. Cari tahu penyebab tantrum

Faktor penyebab tantrum pada anak sangat beragam, bisa karena anak merasa ngantuk, capek atau lapar tapi mereka kesulitan untuk mengungkapkan yang dirasakan. Tanyakan perlahan kepada anak apakah dia ngantuk atau lapar, kalau sudah ditemukan jawabannya maka akan lebih mudah untuk anda mengatasi tantrum tersebut.

2. Berikan pelukan dan ciuman


Kekuatan pelukan untuk meredakan emosi


Ketika emosi tidak teratur, pelukan atau ciuman dari orang tua akan memenangkan emosi anak. pelukan akan memberikan input sensorik yang kuat. Penggunaan sentuhan fisik membantu anak anda untuk memulihkan perasaan dengan tenang dan kontrol. Dengan pelukan dan ciuman si kecil juga merasa bahwa anda peduli dan mencintainya.

3. Berikan humor

Tertawa mendorong asupan udara kaya oksigen dan meningkatkan endorfin yang dilepaskan oleh otak. Tertawa juga meningkatkan ketenangan dan memperlambat respon stres tubuh, dan menghasilkan kondisi yang bahagia dan rileks. Buatlah lelucon atau tebak-tebakan lucu yang bisa membuat anak anda tertawa.

4. Atur panggung. Ciptakan harapan.

Balita jauh lebih kooperatif dengan mereka tahu apa yang diharapkan sebelumnya. Inilah sebabnya mengapa rutinitas yang konsisten berjalan baik dengan balita. Untuk menetapkan harapan, beri anak Anda peringatan 10 menit dan kemudian peringatan 5 menit sebelum transisi.

Ini sebuah contoh:

Dalam 10 menit kita akan duduk di meja dan makan malam.

Dalam 5 menit kita akan duduk di meja dan makan malam.

Saatnya duduk di meja dan makan malam.

Dengan peringatan terakhir pasti anak anda akan menuruti perintah dan pergi kemeja makan.

5. Beri minum air.

Memberi minum air membantu anak Anda berhenti sejenak dan fokus pada minuman. Tujuannya bukan untuk mengalihkan perhatian melainkan untuk berhenti sejenak. Setelah anak Anda bisa tenang, bantu anak Anda memproses dan mengelola emosi.

6. Ambil napas dalam-dalam.

Sebelum anda meminta anak anda untuk mengambil napas dalam-dalam, cukup mulailah dari anda sendiri mengambil napas dalam-dalam yang besar. Mirip dengan menguap, pernapasan dalam juga menular. Cara ini efektif untuk menciptakan ketenangan dari atas kepala dan ke seluruh tubuh anda.

Jika anak anda tidak mulai bernapas dalam-dalam atau mulai tenang dengan memperhatikan apa yang anda lakukan, maka katakan padanya "Mari kita tarik napas panjang." dengan begitu dia akan mengikuti anda.

7. Tunjukan empati anda

Menujukan empati kepada anak adalah cara yang bagus untuk mendapatkan perilaku anak yang lebih baik. Lebih dari segalanya, balita ingin merasa didengar dan diperhatikan. Merasa emosi mereka penting.

Inilah cara mudah untuk menggunakan empati dalam situasi apa pun:

Katakan kepada anak anda, “Saya mengerti. Kamu merasa ________ karena _________. " Begitu anak anda merasa dipahami, itu membuat mereka lebih tenang. Dengan empati, mengirimkan pesan ke otak balita Anda, memberi tahu dia “Oh, ibu saya (atau ayah) mengerti. Mereka mengerti saya dan apa yang saya alami. "

8. Tetap konsisten

Jika anda selalu berhasil mengatasi tantrum pada anak saat di rumah, yakinlah anda juga bisa melakukannya saat anda ditempat umum.

Tetap tenang, ambil nafas dalam-dalam, jangan pernah mencoba untuk berteriak atau memaksa anak untuk berhenti saat itu juga. Tetap fokus dan jangan terbawa suasana saat mendengar jeritan anak.

Tantrum akan menjadi masalah besar dikemudian hari, jika orang tua selalu memenuhi keinginan anak ketika mereka tantrum. Karena anak akan selalu menggunakan senjata tantrum untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

8. Abaikan reaksi orang sekitar.

Kebanyakan orang tua akan malu dan risih saat anak menangis, menjerit ditempat umum karena keinginannya tidak terpenuhi, lantas orang tua memberikan apa yang diinginkan anak sebagai solusi.

Pasti pandangan orang lain disekitar menambah anda pusing dengan kondisi tantrum yang sedang terjadi. Padahal yang perlu anda lakukan adalah jangan pedulikan apa yang orang lain pikirkan tentang bagaimana anda mendidik anak.

Jika tangisan anak menggangu situasi sekitar, ajak anak ke tempat yang lebih sepi, duduk dan diamlah untuk menenangkan si kecil. Jika anak sudah agak besar, andaa bisa membicarakan perilaku tantrumnya di rumah dengan tenang. 

Penutup

Setelah mengetahui tentang tantrum pada anak, anda bisa memilih cara yang paling tepat untuk mengatasi tantrum anak. Tidak perlu pakai kekerasan dan teriakan. Dengan mengetahui seluk beluk tantrum pasti anda jadi bisa mengatasinya dengan efektif.

Dukungan dan ikatan keluarga yang kuat akan mampu mengatasi permasalahan yang terjadi. Tenang dan lebih sabar ya....









Riska Yunianti
Riska Yunianti Seseorang yang hobi membaca dan menulis. Selain menulis di blog sendiri saya juga Kontributor di duniaelektronik.net, indonesiana.id . Semoga tulisan saya berkah dan manfaat

2 komentar untuk "8 Cara Atasi Tantrum Pada Anak Tanpa Kekerasan dan Teriakan"

Posting Komentar